Jakarta – Adrien Rabiot, gelandang asal Prancis, hingga kini masih belum menemukan klub baru setelah memutuskan tidak memperpanjang kontraknya bersama Juventus yang habis pada Juni 2024. Sementara klub-klub besar seperti Manchester United, AC Milan, Liverpool, hingga Real Madrid pernah dikaitkan dengan Rabiot, namun belum ada kesepakatan yang tercapai.

Salah satu klub terbaru yang menyatakan minatnya untuk memboyong Rabiot adalah Atletico Madrid. Menurut laporan Tuttosport, manajer Diego Simeone merasa bahwa gaya bermain Rabiot sangat cocok dengan skema permainan Atletico yang mengutamakan kekuatan fisik dan daya tahan di lini tengah. Meski demikian, upaya untuk mendatangkan gelandang berusia 29 tahun ini terhambat oleh tuntutan gaji yang dianggap terlalu tinggi.

Perjalanan Karier Adrien Rabiot dan Kegagalannya Menemukan Klub

Adrien Rabiot memulai karier profesionalnya di Paris Saint-Germain (PSG), di mana ia menghabiskan sebagian besar kariernya sebelum akhirnya hijrah ke Juventus pada 2019. Di Juventus, Rabiot menjadi salah satu pemain yang cukup diandalkan di lini tengah dengan total lebih dari 150 penampilan di berbagai kompetisi.

Namun, setelah lima musim bersama Bianconeri, Rabiot memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Juventus sebenarnya masih berharap bisa mempertahankan Rabiot, tetapi keputusan sang pemain untuk hengkang membuka peluang bagi klub lain untuk merekrutnya.

Manchester United sempat menjadi salah satu klub yang paling santer dikaitkan dengan Rabiot pada awal bursa transfer 2024. Bahkan, laporan menyebutkan bahwa Rabiot hampir bergabung dengan Setan Merah. Akan tetapi, kesepakatan tersebut gagal terwujud karena adanya ketidaksepakatan soal besaran gaji. Rabiot, yang diwakili oleh ibunya sekaligus agennya, Veronique Rabiot, dikabarkan meminta gaji sebesar 192 ribu euro per minggu (sekitar Rp 3 miliar), dan permintaan ini tidak dapat dinegosiasikan.

Permintaan gaji yang tinggi ini juga menjadi salah satu alasan mengapa klub-klub peminat lainnya, seperti Liverpool dan AC Milan, tidak melanjutkan negosiasi. Bahkan Real Madrid, yang juga tengah mencari gelandang tambahan untuk memperkuat skuad mereka, memilih mundur dari perburuan Rabiot karena alasan serupa.

Atletico Madrid Tertarik, Tapi Ragu Karena Gaji

Kini, Atletico Madrid dikabarkan masuk ke dalam daftar klub yang tertarik untuk mendapatkan jasa Adrien Rabiot. Diego Simeone, yang dikenal dengan pendekatannya yang pragmatis dan fokus pada kekuatan lini tengah, merasa Rabiot bisa menjadi tambahan yang signifikan untuk skuadnya. Simeone menginginkan sosok pemain yang mampu mendominasi lini tengah, dan Rabiot dinilai memiliki kemampuan tersebut.

Namun, seperti halnya klub-klub lain, Atletico juga dihadapkan pada kendala terkait tuntutan gaji sang pemain. Los Rojiblancos ragu apakah mereka bisa memenuhi permintaan finansial Rabiot yang sangat tinggi. Atletico dikenal sebagai klub yang memiliki batasan anggaran gaji yang ketat, dan tuntutan sebesar 192 ribu euro per minggu dianggap terlalu besar bagi keuangan klub yang juga tengah berusaha menjaga stabilitas finansial.

Selain itu, klub-klub Spanyol umumnya memiliki lebih banyak aturan terkait pembatasan gaji pemain, yang membuat permintaan Rabiot menjadi semakin sulit dipenuhi. Hal ini membuat Atletico belum berani untuk melakukan pendekatan lebih lanjut. Mereka khawatir, jika gagal menurunkan tuntutan gaji Rabiot, investasi yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan pemain ini akan terlalu besar dan berisiko bagi keseimbangan keuangan tim.

Veronique Rabiot, Sosok Di Balik Negosiasi Sulit

Salah satu alasan mengapa transfer Adrien Rabiot sering kali tersendat adalah peran ibunya, Veronique Rabiot, yang juga menjadi agennya. Veronique dikenal sebagai sosok yang sangat keras dalam bernegosiasi, sering kali menuntut gaji yang sangat tinggi dan kesepakatan yang menguntungkan bagi putranya. Hal ini beberapa kali menjadi penghalang bagi klub-klub yang tertarik untuk merekrut Rabiot.

Pada masa lalu, Veronique pernah menjadi sorotan ketika memutuskan kontrak Rabiot dengan PSG dan mengarahkan karier putranya ke Juventus, sebuah langkah yang saat itu dianggap sangat menguntungkan. Namun, kebijakan ini juga memicu kesulitan dalam menemukan klub baru untuk Rabiot setelah kontraknya dengan Juventus berakhir. Klub-klub besar seperti Manchester United dan AC Milan sempat mundur dari pembicaraan karena merasa tuntutan yang diajukan terlalu tinggi dan tidak realistis.

Veronique Rabiot juga terkenal tidak mudah untuk dinegosiasikan, sehingga membuat proses transfer menjadi semakin rumit. Beberapa pihak berpendapat bahwa jika tuntutan gaji ini bisa lebih fleksibel, maka peluang Rabiot untuk mendapatkan klub baru akan lebih besar.

Masa Depan Rabiot, Menanti Keputusan Krusial

Dengan situasi yang masih belum jelas, Adrien Rabiot harus segera membuat keputusan tentang masa depannya. Jika Atletico Madrid benar-benar serius, ada kemungkinan bahwa negosiasi bisa mencapai titik temu, namun dengan syarat Rabiot menurunkan permintaan gajinya. Jika tidak, kemungkinan besar pemain ini akan tetap berada di posisi yang tidak pasti hingga bursa transfer berikutnya.

Di sisi lain, Rabiot juga harus mempertimbangkan faktor waktu. Semakin lama ia berada tanpa klub, semakin kecil pula peluangnya untuk bermain secara reguler dan menjaga performanya tetap optimal. Sebagai pemain yang masih berada di usia puncak, yakni 29 tahun, Rabiot seharusnya bisa menemukan klub baru yang bisa mengakomodasi kebutuhannya, baik dari sisi finansial maupun perkembangan kariernya.

Namun, untuk itu, kompromi mengenai tuntutan gaji mungkin menjadi kunci bagi Rabiot dalam menemukan klub baru. Jika ia bersedia menurunkan sedikit standar finansialnya, peluang untuk bergabung dengan klub-klub besar seperti Atletico Madrid atau bahkan kembali ke Premier League bisa menjadi lebih realistis.

Kesimpulan

Adrien Rabiot masih menjadi buruan banyak klub besar Eropa, termasuk Atletico Madrid. Meskipun Diego Simeone tertarik untuk menggunakan jasanya, tuntutan gaji yang tinggi membuat banyak klub berpikir dua kali untuk mengajukan penawaran. Keputusan ada di tangan Rabiot dan agennya, apakah mereka bersedia melakukan kompromi atau tetap berpegang pada tuntutan tinggi yang bisa menghambat kariernya ke depan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *