Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan terjadi pada seorang remaja 14 tahun yang dikeluarkan dari penerbangan Porter Airlines karena pesawat diklaim mengalami kelebihan berat. Remaja bernama Camryn Larkan, yang sedang melakukan penerbangan dari Toronto ke Victoria, Kanada, harus menghadapi situasi tidak menyenangkan setelah dirinya diminta turun dari pesawat secara mendadak.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 30 Agustus 2024, ketika Camryn sudah duduk di kursinya dan siap untuk terbang. Namun, tiba-tiba seorang pramugari mendekatinya dan menyatakan bahwa ia harus meninggalkan pesawat. Camryn yang kebingungan tidak menyangka bahwa ia akan diminta turun dari penerbangan yang sudah ia siapkan dengan baik.
“Saya benar-benar bingung,” kata Camryn dalam wawancara dengan CBC. “Saya pikir saya akan kembali ke tempat duduk saya. Saya pikir mereka hanya akan mengambil tas saya.”
Namun, setelah ia turun dari pesawat dan pintu pesawat tertutup, barulah ia menyadari bahwa dirinya tidak diizinkan untuk kembali masuk. “Saat itulah saya mulai merasa sangat cemas,” lanjutnya, menggambarkan rasa khawatir yang ia rasakan setelah terpaksa keluar dari penerbangan yang seharusnya membawanya ke Victoria.
Beruntung bagi Camryn, ayahnya yang mengantarnya ke bandara masih berada di area tersebut dan segera menjemputnya setelah insiden tersebut terjadi. “Saya senang ayah saya ada di sana karena jika dia tidak ada, saya pasti sendirian,” ungkapnya dengan rasa lega. Camryn akhirnya terpaksa menginap di Toronto semalaman dan memesan ulang penerbangannya untuk hari berikutnya.
Klarifikasi dari Maskapai
Insiden ini mendapat perhatian luas setelah ibunda Camryn, Catherine, mengungkapkan keprihatinannya terhadap keselamatan anaknya. Catherine menuduh Porter Airlines melakukan kelalaian dalam menangani anak di bawah umur tanpa pendamping. Menurutnya, maskapai seharusnya menyadari bahwa Camryn masih berusia 14 tahun dan tidak memperlakukannya seperti penumpang dewasa.
Porter Airlines, dalam pernyataan resminya, mengatakan bahwa Camryn dikeluarkan dari pesawat karena alasan teknis, yaitu kelebihan berat. Juru bicara maskapai, Robyn van Teunenbroek, menjelaskan bahwa pada saat insiden tersebut, tim maskapai tidak mengetahui bahwa Camryn adalah anak di bawah umur tanpa pendamping.
“Tim kami meminta sukarelawan untuk menunda penerbangan keesokan harinya ke Victoria. Ketika tidak ada yang datang, penumpang dipilih berdasarkan jenis tiket mereka. Saat itu, tim kami tidak tahu bahwa Camryn adalah anak di bawah umur,” jelas Robyn van Teunenbroek kepada CBC.
Porter Airlines memiliki kebijakan khusus terkait anak di bawah umur tanpa pendamping. Orang tua dapat membeli paket layanan seharga $100 untuk anak-anak yang berusia 12 tahun ke atas. Layanan ini memastikan bahwa anak-anak tersebut mendapatkan pengawasan tambahan selama penerbangan dan tidak dapat diturunkan dari pesawat tanpa alasan yang sangat jelas.
Namun, dalam kasus Camryn, orang tuanya tidak membeli paket layanan tersebut karena tidak mengetahui adanya kebijakan ini. Akibatnya, Camryn diperlakukan seperti penumpang dewasa lainnya yang tidak dilindungi oleh ketentuan khusus untuk anak di bawah umur.
Kritik dari Orang Tua
Kejadian ini mengundang reaksi keras dari ibunda Camryn, Catherine Larkan, yang mengkritik kebijakan Porter Airlines. Menurutnya, layanan khusus untuk anak di bawah umur seharusnya secara otomatis diberikan kepada penumpang yang berusia di bawah 18 tahun, terutama dalam situasi di mana anak-anak tersebut bepergian sendiri tanpa pendamping.
“Mereka menempatkan anak saya dalam bahaya besar. Itu benar-benar kelalaian dan seharusnya tidak terjadi pada anak di bawah umur lainnya,” kata Catherine dengan tegas. Ia merasa bahwa maskapai telah gagal melindungi anaknya dari situasi yang berpotensi berbahaya.
Catherine juga menyoroti bahwa maskapai telah menyediakan layanan khusus bagi anak di bawah umur dengan syarat pembayaran, yang menurutnya tidak adil. “Mereka memberikan layanan dengan mengatakan bahwa kami tahu orang-orang ini berisiko, dan jika Anda tidak membayar layanan tersebut, Anda akan diperlakukan seperti penumpang dewasa lainnya,” tambahnya dengan nada kesal.
Pelajaran bagi Maskapai dan Orang Tua
Insiden yang menimpa Camryn ini menjadi pengingat penting bagi maskapai penerbangan dan orang tua. Bagi maskapai, insiden ini menyoroti perlunya komunikasi yang lebih jelas dan efektif mengenai kebijakan anak di bawah umur tanpa pendamping. Maskapai harus memastikan bahwa staf penerbangan mengetahui usia penumpang, terutama yang bepergian sendiri, untuk mencegah insiden serupa terulang.
Sementara itu, bagi orang tua, kejadian ini menunjukkan pentingnya memahami kebijakan maskapai penerbangan, terutama jika anak mereka bepergian tanpa pendamping. Layanan tambahan seperti paket anak di bawah umur tanpa pendamping dapat memberikan perlindungan ekstra bagi anak-anak selama perjalanan udara.
Kejadian dikeluarkannya Camryn Larkan dari penerbangan Porter Airlines karena alasan kelebihan berat menimbulkan kekhawatiran besar, terutama karena maskapai tidak menyadari bahwa ia adalah anak di bawah umur. Insiden ini menyoroti pentingnya perlindungan dan kebijakan yang lebih ketat untuk penumpang anak-anak tanpa pendamping.
Porter Airlines sendiri telah memberikan klarifikasi, namun insiden ini tetap menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan memastikan keselamatan penumpang anak-anak selama perjalanan udara.