Jakarta – Media sosial kembali ramai dengan sebuah kejadian yang menarik perhatian banyak orang. Seorang dokter berhasil mengeluarkan jarum pentul dari lambung seorang pasien tanpa melalui operasi. Insiden ini terjadi saat pasien, yang diketahui menggunakan hijab, tidak sengaja menelan jarum pentul ketika sedang memasang hijab.

Operasi non-invasif ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, spesialis penyakit dalam yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Dalam unggahan yang menjadi viral di platform media sosial, Prof. Ari menyebutkan bahwa jarum pentul tersebut berhasil dikeluarkan dari lambung pasien menggunakan metode endoskopi.

“Alhamdulillah, jarum pentul yang sudah tertanam beberapa hari berhasil dikeluarkan dari lambung tanpa operasi. Ini menjadi pelajaran bagi yang masih menggunakan jarum pentul untuk hijab, jangan menggigit jarum saat hendak memasang hijab,” tulis Prof. Ari dalam unggahannya yang dikutip oleh detikcom dengan izin dari dokter Ari pada Senin (16/9/2024).

Dalam unggahan tersebut, Prof. Ari juga menyertakan foto dan video prosedur medis yang berhasil dilakukan dengan lancar. Pasien yang menjalani operasi pun dikatakan dalam kondisi baik pasca prosedur, meskipun jarum pentul telah tertanam di lambung selama beberapa hari.

Prosedur endoskopi, yang dilakukan oleh tim dokter di bawah arahan Prof. Ari, merupakan teknik medis yang dilakukan tanpa pembedahan besar. Endoskopi melibatkan penggunaan alat khusus yang disebut endoskop, yang dimasukkan melalui mulut pasien untuk menjangkau lambung dan organ pencernaan lainnya. Dalam kasus ini, jarum pentul berhasil dikeluarkan tanpa menimbulkan luka atau kerusakan pada lambung maupun organ pencernaan lainnya.

Kejadian ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama bagi pengguna hijab yang sering kali tanpa sadar menggigit jarum pentul saat sedang memasangnya. Tak sedikit warganet yang memberikan komentar terkait insiden tersebut, beberapa di antaranya bahkan membagikan pengalaman serupa atau memberikan saran untuk lebih berhati-hati ketika menggunakan jarum pentul.

Namun, di balik kehebohan tersebut, banyak yang bertanya-tanya apakah prosedur ini berisiko menyebabkan kerusakan pada organ dalam. Prof. Ari dengan tenang menjelaskan bahwa metode endoskopi yang digunakan pada pasien ini cukup aman dan tidak menimbulkan luka serius. “Pasiennya dibius total, sehingga tidak merasakan apa-apa. Lubang di lambung akibat tusukan jarum pentul juga dapat menutup dan sembuh dengan sendirinya,” jelasnya.

Insiden ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menjadi pengingat bagi hijabers untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan jarum pentul. Seringkali, kebiasaan menggigit jarum saat mengenakan hijab dilakukan secara tidak sadar, namun risiko seperti ini bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, hijabers diimbau untuk menghindari kebiasaan tersebut guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Lebih lanjut, Prof. Ari mengingatkan pentingnya langkah pencegahan dan kehati-hatian, terutama saat berurusan dengan benda-benda kecil yang berisiko tertelan. Jarum pentul, meski terlihat sepele, bisa berakibat fatal jika tertelan dan tidak segera ditangani. Beruntung, dalam kasus ini, pasien segera mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat, sehingga komplikasi serius dapat dihindari.

Unggahan viral ini mengundang berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang berterima kasih kepada Prof. Ari dan tim medisnya atas tindakan cepat dan tepat yang mereka lakukan, sementara yang lain merasa terkejut bahwa insiden seperti ini bisa terjadi hanya karena kelalaian kecil. Beberapa hijabers bahkan berbagi pengalaman mereka dalam menggunakan jarum pentul dan mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang risiko yang mungkin terjadi.

“Ini jadi pelajaran banget buat kita semua, terutama para hijabers. Kadang kita suka nggak sadar gigit jarum pas mau pasang hijab, padahal ternyata bahayanya bisa serius banget,” tulis salah satu warganet dalam kolom komentar.

Kejadian ini juga mendorong banyak pengguna media sosial untuk menyarankan alternatif lain dalam menggunakan hijab yang tidak memerlukan jarum pentul, seperti penggunaan peniti atau hijab instan yang lebih aman dan praktis. Di sisi lain, beberapa produsen hijab juga mulai memperkenalkan inovasi hijab tanpa jarum sebagai solusi untuk mengurangi risiko insiden seperti ini.

Bagi para pengguna hijab, penting untuk selalu waspada dan menjaga keselamatan diri saat menggunakan aksesori hijab, termasuk jarum pentul. Meskipun jarum pentul terlihat sebagai benda kecil yang tidak berbahaya, kejadian ini membuktikan bahwa risiko selalu ada jika tidak berhati-hati.

Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam urusan kecil maupun besar.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *